Informasi Detil Paper


Judul: Analisa Karakteristik Hidrologi Dan Model Dinamik DAS Way Ruhu Kawasan Pesisir Pantai Galala Kota Ambon
Penulis: Pieter. Th Berhitu & R.M Mulyono  || email: info@mx.unpatti.ac.id
Jurnal: Teknologi Vol. 11 no. 2 - hal. 2045-2053 Tahun 2014  [ Teknik ]
Keywords:  DAS Wairuhu, Karakteristik Hidrologi
Abstract: DAS mempunyai dua bentuk karakteristik yang spesifik yaitu karakteristik fisik dan biofisik. Karakteristik fisik suatu DAS terdiri dari topografi, kerapatan drainase DAS dan koefisien corak/bentuk. Kemiringan dan panjang lereng, keadaan parit dan bentuk-bentuk cekungan permukaan tanah lainnya adalah beberapa faktor yang menentukan karakteristik topografi suatu daerah dengan aliran sungai. Semakin besar kemiringan lereng suatu DAS, semakin cepat laju aier larian dan dengan demikian, mempercepat respons DAS tersebut oleh adanya curah hujan. Berdasarkan hasil analisis karakteristik hidrologi pada DAS Wai Ruhu berdasarkan data curah hujan selama kurang lebih 10 tahun dengan periode ulang 2,5,10,25 dan 50 tahun Dengan tujuh tipe penggunaan lahan pada daerah aliran sungai Wai Ruhu menghasilkan nilai koefisien air larian (C) sebesar 0,1814 pada metode rasional menunjukan bahwa tidak semua air hujan menjadi air larian melainkan sebagian air hujan terdistribusi menjadi air intersepsi dan infiltrasi. Sesuai hasil analisa karakteristik daerah aliran sungai Wai Ruhu dan pengaruhnya dalam merespon curah hujan menghasilkan besarnya debit air larian atau banjir (Q) sebesar 2,2862m3/detik untuk periode ulang 2 tahun, 3,4000 m3/detik untuk periode ulang 5 tahun, 4,0920m3/detik untuk periode ulang 10 tahun, 4,9079 m3/detik untuk periode ulang 25 tahun, 5,4735 m3/detik untuk periode ulang 50 tahun. Berdasarkan hasil analisa yang telah diuraikan diatas dapat digambarkan bahwa dalam hubungannya saat merespon curah hujan, DAS Wai Ruhu memiliki karakteristik yang dapat menurunkan laju air larian yang berpengaruh terhadap besarnya debit air larian. Meskipun demikian, berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan informasi dari masyarakat setempat apabila terjadi curah hujan dengan intensitas tinggi clan terjadi dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan banjir pada daerah pertemuan antara dua anak sungai hingga ke hilir sungai yang menyebabkan erosi pada tebing-tebing sungai clan merusak lahan perkebunan masyarakat.
File PDF: Download fulltext PDF PDF

<<< Previous Record Next Record >>>