Informasi Detil Paper


Judul: Perang Pattimura Untuk Maluku dan Indonesia
Penulis: Mus Huliselan  || email: info@mx.unpatti.ac.id
Jurnal: Prosiding Seminar Nasional Sejarah 2017 Vol. 1 no. 1 - hal. 6-19 Tahun 2017  [ KIP ]
Keywords:  Perang Pattimura, Thomas Matulessy, Maluku
Abstract: Thomas Matulessy Laki-laki kabaressi Belanda lia dia Sama tuan yang mulia (Thomas Matulessy laki-laki gagah perkasa dan berani Belanda melihat dia Seperti Tuan yang mulia) Syair diatas biasanya di ucapkan oleh anak-anak maupun orang dewasa pada saat mereka memperingati atau mengenang perjuangan Thomas Matulessy alias Kapitan Patimura. Tetapi syair ini sudah lama tidak terdengar lagi. Mungkin karena makin moderennya Orang Maluku disertai pengaruh nilai-nilai global telah menghilangkan nilai- nilai spiritual, kepahlawanan, historis dan perjuangan dari generasi abad ini. Syair tersebut menggambarkan bagaimana Orang Maluku memandang dan mengartikan Thomas Matulessy bagi diri mereka dan bagi daerah Maluku di satu pihak dan Penjajah Belanda dipihak yang lain. Makna Thomas Matulessy Kapitan Pattimura sebagai “seorang laki-laki kabaressi” adalah pejuang yang gagah berani karena itu perlu diteladani. Sedangkan di pihak lain syair “Belanda lia dia sama Tuan yang mulia” mengandung makna: meremehkan dan merendahkan Penjajah Belanda atau dengan kata lain Belanda bukanlah orang yang perlu diagungkan atau ditakuti dan tidak memiliki status sosial yang lebih tinggi dari Orang Maluku. Semua manusia adalah sama. Syair ini menjelaskan juga bahwa perjuangan Thomas Matulessy melalui Perang Pattimura telah mampu mengembalikan harga diri, martabat dan identitas Orang Maluku. dalam menghadapi perubahan lingkungan dan dunianya.
File PDF: Download fulltext PDF PDF

<<< Previous Record Next Record >>>